Kamis, 21 Mei 2015

CURUG LUHUR - DESA GUNUNG MALANG KEC. TENJOLAYA KAB. BOGOR, JAWA BARAT

GURUG LUHUR

Curug Luhur


Curug Luhur


Curug Mini

Curug Luhur memiliki 2 (dua) buah air terjun yang sejajar dengan ketinggian mencapai 62,4 m. Konon sebenarnya, ada satu air terjun di kawasan ini, namun penduduk setempat membuat cabang baru pada aliran sungai dan membelokannya sehingga tercipta air terjun baru. Dikarenakan letak air terjun yang baru itu sedikit lebih tinggi, maka air yang mengalirpun tidaklah sederas air terjun utama. Sumber dua air curug ini berasal dari Gunung Salak.

Disamping kedua curug utama ini juga terdapat deret limpahan air yang mengalir secara deras pada dinding tanah dengan ketinggian + 2 meter. Limpahan air ini mirip air terjun mini yang bisa digunakan pengunjung untuk membasuh tangan atau kaki sambil menikmati kesegaran air khas pegunungan. Air terjun mini tersebut ditampung pada sebuah parit kecil yang akhirnya akan menyatu dengan limpahan air Curug Luhur pada sungai yang ada di bagian tengah bawah area.

Lokasi
Terletak di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.
Peta dan Koordinat GPS : 6º 39’ 38.59” S 106º 42’ 21.71” E

Aksesbilitas
Berjarak  + 5 - 6 km ke arah Timur dari Curug Nangka, persisnya di samping kanan jalan raya kawasan Bogor - Gunung Salak Endah atau sekitar 20 km ke arah Selatan dari Kota Bogor (kira - kira 30 - 40 menit waktu tempuh berkendaraan).

Perjalanan  ke Curug Luhur bisa melalui beberapa alternatif  jalan, salah satunya dapat melalui jalan raya Bogor ke arah Leuwiliang, belok dipertigaan Cikampek, lalu menelusir jalan menuju Tenjolaya (belok kiri terus). Atau dari Ciapus, dengan mengambil arah ke kanan dari pertigaan menuju Curug Nangka (Sukamantri).

Untuk menuju lokasi air terjun, pengunjung berjalan kaki sekitar 150 meter dari pelataran parker atau pintu masuk. Kondisi jalan menuju curug sudah tertata rapi Karen telah dibuatkan undak - undak semen hingga air terjun.

Lewat Jalan Darmaga (IPB), terus ke Cinangneng, berbelok di pertigaan setelah Majid Besar Al - Hidayah yang berada di pinggir sungai, lalu terus ke Kecamatan Tenjolaya dan sampai ke Curug Luhur. Jaraknya dari kampus IPB Darmaga sekitar 17 kilometer. Kondisi jalan lumayan bagus, sudah beraspal namun agak sempit.

Kalau pakai angkutan umum naik dari mall BTM dengan tarif Rp. 7.000,00 untuk orang dewasa dan Rp. 5.000,00 untuk anak sekolah.

Tiket dan Parkir
Harga tiket masuk adalah Rp 7.500,- per orang. Bagi yang membawa mobil dikenakan biaya Rp 4.500,-  untuk sekali parker.

Fasilitas dan Akomodasi
Di lokasi ini banyak terdapat kolam - kolam buatan yang cukup besar untuk berendam atau berenang di bawah curug ini.

Berbagai bangunan dibangun guna mendukung sarana dan prasarana, seperti kamar ganti pakaian, toilet, tempat duduk untuk bersantai dan lain sebagainya. Juga terdapat berbagai warung - warung penjaj makanan dan souvenir melengkapi kawasan wisata ini. Namun nampaknya areal perkemahan tidak tersedia di sini, mengingat area terbuka dan datar yang ada sepertinya kuran cukup luas.




Selasa, 19 Mei 2015

ADA DANAU BERWARNA BIRU DI BELITUNG (DANAU KAOLIN)

Belitung tak hanya punya pantai cantik saja, namun juga danau berwarna biru yang indah. Danau biru ini adalah bekas galian tambang yang ditinggalkan pemiliknya. Namun, kini jadi obyek wisata yang cukup menarik di Belitung. Tertarik?

Sebagaimana cerita dalam film Laskar Pelangi, Belitung sejatinya adalah daerah penghasil bahan tambang, utamanya adalah timah. Bekas galian kaolin, salah satu hasil lain, kini menjadi objek wisata di pulau ini.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung termasuk di dalamnya adalah Pulau Bangka dan Pulau Belitung, hingga kini tetap dikenal sebagai daerah penghasil biji timah berkualitas dunia. Hasil timah dari 2 pulau bersaudara ini pun digunakan oleh sejumlah produsen kelas raksasa, sebagai salah satu komponen produk mereka. Sayang sekali bekas galian timah yang kini mudah ditemui di kedua pulau ini.

Selain bekas galian timah, di Pulau Belitung khususnya ada lahan bekas galian tanah kaolin. Namun lahan ini dikena dengan sebutan Danau Kaolin. Sekilas, memang tak ada perbedaan bekas galian timah dengan lahan bekas galian kaolin. Hanya saja, unsur kapur yang lebih banyak terkandung di tanha liat ini, membuat warna air di bekas galian ini lebih menyala.


Saat akhir pekan tiba, seiring meningkatnya kunjungan wisatawan ke Pulau Belitung, Danau Kaolin ini pun ramai dikunjungi wisatawan yang datang.


Sejumlah wisatawan yang datang melihat - lihat dari dekat serupa apa komposisi air di Danau Kaolin, lalu mengabadikan diri dengan latar danau ini sendiri.

Warna pasir putih, berpadu dengan warna air yang menyala, membuat pemandangan di sini tambah cantik.

Langit Pulau Belitung yang mendung membuat pemandangan pun sedikit agak redup, karena tak ada matahari yang memantulkan cahayanya.

Airnya begitu tenang, pagar - pagar ini sengaja dibangun untuk melindungi wisatawan agar tidak tercebur ke dalam danau.










Salam Belitung

Selasa, 05 Mei 2015

Muntok - Untuk yang berakhir pekan panjang ke Pulau Bangka, sempatkan mampir ke Pesanggrahan Menumbing di dekat Kota Muntok. Ada destinasi untuk berwisata sejarah mengenang pengasingan para pemimpin Indonesia.

Pesanggrahan Menumbing terletak di Bukit Menumbing, sekitar 12 km dari Kota Muntok di Pulau Bangka. Jarak tempuhnya sekitar 3,5 jam dari Kota Pangkal Pinang

Di rumah inilah para pemimpin RI termasuk Bung Karno dan Bung Hatta pernah diasingkan, tepatnya pada tanggal 22 desembe 1928 - 7 Juli 1949


Pada masa pemerintahan Belanda tepatnya 1927 - 1930, villa ini menjadi tempat peristirahatan para pegawai perusahaan timah Bank Tinwinning Bedriff


Beginilah dalamnya terdiri dari beberapa ruangan, termasuk ruang pertemuan dan ruang tidur Bung Karno pada masa itu

Perabotannya masih asli, begitupula letak tiap furniturnya. Turis tak perlu membayar tiket masuk ke tempat ini

Ruang pertemuan mencakup banyak kursi dan 1 meja besar. Foto - foto para pemimpin RI terpampang besar - besar di dindingmya

Kamar Bung Karno cukup sederhana, terdiri dari 2 kasur serta lemari dan kamar mandi. Di sebelahnya terdapat ruang kerja Bung Karno, tempat foto - foto kenangan tertempel rapi

Di ujung ruang pertemuan terdapat BN 10, mobil yang pernah digunakan oleh Bung Hatta. Kondisinya masih asli dan terawat

Pada 1948-1949, para tokoh RI termasuk Bung Karno dan Bung Hatta pernah diasingkan ke Pulau Bangka. Mobil yang pernah digunakan kedua pemimpin tersebut masih dijaga apik di Pesanggarahan Menumbing, tak jauh dari Kota Muntok.


Namun pada 22 Desember 1948-7 Juli 1949, tempat ini dijadikan rumah pengasingan para pemimpin RI. Bung Hatta, Pringgodigdo, Komodor Surya Darma, Assa'at, Ali Sastroamidjodjo, Moch Roem, sampai mantan Presiden RI yakni Bung Karno pernah diasingkan di sini.

Selama diasingkan, Bung Karno dan Bung Hatta menggunakan mobil BN-10 yang masih terjaga apik di Pesanggrahan Menumbing. BN-10 adalah mobil tipe Ford Deluxe 8 warna hitam. Kondisinya masih asli dan lengkap. Jok depan dan belakangnya dilapisi kulit warna hitam.

Selain BN-10, banyak tempat dan ruangan yang bisa dimasuki wisatawan. Ruang tamu, ruang pertemuan, ruang kerja dan ruang tidur Bung Karno masih dijaga dalam kondisi aslinya. Karena terletak di atas bukit pada ketinggian 445 mdpl, udara di Pesanggrahan Menumbing cukup sejuk. Anda juga bisa melihat panorama Kota Muntok dari rooftop Pesanggrahan Menumbing.




MASJID RAYA TERBESAR DI PULAU BANGKA


Pulau Bangka tidak hanya punya pantai indah, namun juga masjid cantik. Yang paling terkenal adalah Masjid Raya Tuatunu. Selain megah, masjid tersebut juga sangat hijau dan bersih.
Selain kelenteng cantik yang memang mudah ditemui di Pulau Bangka, tentu saja banyak masjid-masjid cantik yang juga mudah ditemui. Salah satu masjid cantik sekaligus yang terbesar di sana adalah Masjid Raya Tuatunu.

Sebagaimana namanya, masjid ini terletak di Kelurahan Tua Tunu Indah, tepatnya di Jalan Kampung Melayu, RT 02 RW 04, Kecamatan Gerunggang, Pangkal Pinang - Pulau Bangka. Masjid ini diresmikan pada tanggal 12 Maret 2006 atau bertepatan dengan tanggal 12 Robbiul Awwal 1429 H, oleh Taufiq Effendi yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara pada zaman pemerintahan SBY.

Masjid Raya Tua Tunu tampak depan Pada masa pemerintahan SBY pula, masjid ini pernah dijadikan sebagai tempat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tingkat nasional yang menjadikan Kepulauan Bangka Belitung sebagai tuan rumah. Presiden beserta ibu negara kala itu, beserta sejumlah menteri hadir di masjid ini


Pintu kiri atau selatan Masjid Raya Tua Tunu. Pintu ini paling sering dilalui jamaah karena letaknya yang menghadap langsung ke jalan raya


Bagian dalam masjid yang belantai 2 (dua)


Bagian kubah dilihat dari dalam masjid. Kubah ini unik karena berbentuk biji karet, salah satu komoditas unggulan masyarakat Tua Tunu


Tempat imam memimpin shalat, serta mimbar untuk khotib berkhutbah


Tangga menuju lanta 2 (dua)


Pemandangan kebun hijau di depan masjid


Menara masjid yang menjulang tinggi


Warna hijau dominan menjadikan masjid ini terlihat begitu asri

MASJID PALING UNIK DI BANGKA, 100% TERBUAT DARI KAYU


Pangkalpinang - Bangka tak hanya soal bakmi, atau batu granit raksasa yang bertebaran di pesisir pantainya. Di dekat ibukotanya yakni Pangkalpinang, terdapat tempat wisata religi berupa masjid unik yang semuanya terbuat dari kayu. Penasaran?

Masjid Kayu, begitu masyarakat Bangka menyebut bangunan ini. Nama aslinya adalah Masjid Baitul Hajj, yang terletak di Desa Tuatunu, dekat Kota Pangkalpinang. Masjid ini menjadi bagian dari Keleka Community, komplek wisata yang menyuguhkan aneka tradisi dan kebudayaan khas Bangka.

"Masjidnya diresmikan tahun 2012, tepatnya 12 - 12 - 12. Seperti namanya, seluruh bagian masjid ini terbuat dari kayu. Mulai dari lantai, langit - langit, tiang, tangga, sampai mimbar.

"Kayu yang digunakan yaitu Cempedak dan Meranti. Kuat, tahan rayap.

Hanya butuh waktu 6 bulan untuk membuat masjid ini. Di bagian dalamnya hanya terdapat 5 tiang, yang konon merupakan ciri khas Masjid Jami di masa lampau.

Tiap saat beribadah, warga setempat berbondong - bondong menyambangi Masjid Kayu untuk salat berjamaah. Bagian dalamnya sangat sejuk, angin sepoi berhembus lewat jendela - jendela kayu yang terbuka lebar.

Selain Masjid Kayu, banyak tempat yang bisa traveler datangi di Keleka Community. Mulai dari galeri berisi alat-alat kesenian, sampai kolam pemancingan ikan dan saung untuk bersantai. Wajib disambangi saat berkunjung ke Kota Pangkalpinang !





MERCUSUAR DI PANTAI TANJUNG KALIAN - MUNTOK, BANGKA

Muntok - Pulau Lengkuas di Belitung terkenal oleh mercusuar peninggalan Belanda. Tapi tak banyak yang tahu, mercusuar serupa juga ada di Pulau Bangka. Mercusuar ini menghadap langsung Pantai Tanjung Kelian yang penuh hamparan pasir putih.

Tanjung Kalian adalah nama salah satu pantai paling terkenal di Pulau Bangka. Terletak 9 Km dari Kota Muntok, Kabupaten Bangka Barat, pantai ini punya hamparan pasir putih dan pelabuhan kapal yang lalu-lalang dari Sumatera.

Namun magnet paling kuat di pantai ini bukanlah pemandangannya saja. Ada Menara Tanjung Kalian, mercusuar yang dibangun pada 1862 oleh Belanda. Mercusuar ini masih berfungsi sampai sekarang, terutama untuk kapal-kapal yang lewat di perairan barat Pulau Bangka.

"Tinggi menaranya 65 meter, terdiri dari 16 lantai," tutur Erwin, pemandu rombongan wartawan saat mengunjungi Menara Tanjung Kalian beberapa waktu lalu.

Jumlah anak tangga di mercusuar ini adalah 192 buah.





Konon, orang yang menghitung tangga dari awal dan jumlah akhirnya tepat 192, dipercaya akan punya umur yang panjang.


Lain halnya dengan mercusuar yang terkenal di Pulau Lengkuas, anak tangga di Menara Tanjung Kalian cukup curam. Diameter menara pun tidak sebesar mercusuar Pulau Lengkuas. Butuh perjuangan yang tidak sedikit untuk tiba di puncaknya.

Begitu sampai di bagian atas, terdapat pintu ke luar menara. Hanya ada pagar dan balkon selebar 0,5 meter untuk kita melihat sekeliling. Dari atas sini, tampak pemandangan Pantai Tanjung Kalian yang indah beserta pelabuhannya.