Rabu, 24 Desember 2014

7 Sisi Lain Raja Ampat

Raja Ampat adalah surga tersembunyi di Timur Indonesia. Meski sangat mempesona, tapi belum banyak orang Indonesia yang sempat menjejakkan kakinya di sana.
Apakah di 2015, kamu akan bisa datang ke sana? Yuk kenali dulu 7 fakta berikut ini:
1. Raja Ampat menyimpan keanekaragaman hayati laut terkaya di dunia.
Menurut National Geographic, kawasan ini memiliki setidaknya 1.300 spesies ikan, 600 jenis terumbu karang, serta 700 jenis kerang, belum lagi berbagai jenis kura-kura, ganggang, dan ubur-ubur. Luar biasa bukan?
Gambar via  via adalrico.net
Gambar via via adalrico.net
2. Nama Raja Ampat diambil dari kisah yang sangat terkenal di Papua Barat.
Gambar via ayuarman.net
Gambar via ayuarman.net
Nama Raja Ampat diambil dari cerita lokal mengenai empat kerajaan yang membentuk gugusan kepulauan ini. Kerajaan tersebut adalah Waigeo, Misool, Salawati, and Batanta.
Berikut ini legenda Raja Ampat yang dimuat di jakwet-wet.blogspot.com:
Pada zaman dahulu kala, hidup sepasang suami istri yang sedang dalam perjalanan mencari makanan. Di tengah hutan, mereka menemukan 6 buah telur naga di tepi sungai Waikeo. Karena dalam keadaan lapar sepasang suami istri berniat untuk memasak ke enam telur tersebut dan menyimpannya di dalam kamar. Ketika hendak dimasak, empat dari telur tersebut menetas dan keluar 5 manusia: 4 laki-laki dan 1 perempuan dengan nama War, Betani, Dohar, Muhammad dan seorang perempuan yang bernama Pintolee.
Kelima anak manusia ini tumbuh besar, hingga suatu saat Pintolee kedapatan hamil di luar nikah oleh saudaranya. Pintolee di hukum dengan menghanyutkannya di lautan dalam kulit bia (kerang besar) sampai terdampar di Pulau Numfor. Sedangkan keempat saudara dari Pintolee berpisah dan menjadi raja di empat pulau besar yang berbeda. War di angkat menjadi raja di pulau Waigeo, Betani diangkat di Salawati, Dohar di Lilinta, dan Muhammad di Waiga. Sedangkan, telur naga yang tidak menetas hingga saat ini masih disimpan dan mendapat penghormatan khusus dari masyarakat setempat. Dari kisah tersebutnya asal muasal nama dari tempat yang menjadi destinasi wisata dunia saat ini.
3. Wisata ke Raja Ampat lebih mahal dari Eropa.
Gambar via www.cntraveler.com
Gambar via www.cntraveler.com
Menurut Kompas Travel, turis yang berniat datang ke Raja Ampat setidaknya harus merogoh kocek tak kurang dari Rp 20 juta per orang. Salah satu penyebabnya adalah karena harga bahan bakar minyak (BBM) di Raja Ampat cenderung tiga kali lebih mahal dari harga normal.
4. Raja Ampat terletak di Segitiga Terumbu Karang dunia.
Gambar via Wikipedia
Gambar via Wikipedia
Menurut Wikipedia, Segitiga Terumbu Karang adalah istilah geografis untuk perairan di Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timor Leste yang kaya akan terumbu karang. Segitiga Terumbu Karang dijadikan oleh World Wildlife Fund sebagai salah satu dari prioritas utama konservasi kehidupan maritim yang diluncurkan pada tahun 2007. Segitiga Terumbu Karang meliputi wilayah lebih dari 6.500.000 km², dengan lebih dari 600 spesies terumbu karang dan meliputi 75% semua spesies terumbu karang yang ada di dunia. Lebih dari 3.000 spesies ikan tinggal di Segitiga Terumbu Karang, termasuk ikan terbesar hiu paus, dan fosil hidup coelacanth.
5. Terdapat 12 suku adat yang saat ini mendiami gugusan kepulauan Raja Ampat.
Dalam buku Profil Ragam Wisata Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, sebuah buku yang dipublikasikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Raja Ampat, disampaikan bahwa ada paling tidak ada 12 suku adat yang saat ini mendiami gugusan kepulauan Raja Ampat, yaitu:
1. Suku Wawiyai (Wauyai)
2. Suku Kawe
3. Suku Laganyan
4. Suku Ambel (-Waren)
5. Suku Batanta
6. Suku Tepin
7. Suku Fiat, Domu, Waili dan Butlih
8. Suku Moi (Moi-Maya)
9. Suku Matbat
10. Suku Misool
11. Suku Biga
12.Suku Biak
6. Raja Ampat “ditemukan” saat mencari kapal yang karam.
Kecantikan Raja Ampat ternyata baru mulai mendunia pada tahun 1990. Saat itu, seperti ditulis boombastis.com, seorang penyelam berkebangsan Belanda bernama Max Ammer mengunjungi kawasan ini. Tujuannya awalnya adalah menelusuri keberadaan pesawat dan kapal yang digunakan dalam Perang Dunia II yang diperkirakan karam di kawasasan tersebut. Ternyata Max Ammer sangat terpesona dengan keragaman biota di Raja Ampat, sehingga pada tahun 1998 ia mengajak Gerry Allen, seorang ahli perikanan dari Australia, untuk mengadakan survei di tempat ini.
Gambar via Romeo Gacad / AFP - Getty Images
Gambar via Romeo Gacad / AFP – Getty Images
Pencarian bangkai kapal dan pesawat itu sendiri ternyata juga membuahkan hasil. Di dasar laut kepulauan Raja Ampat ditemukan beberapa peninggalan bekas perang, diantaranya mesin perang, kapal dan pesawat terbang bekas perang dunia II. Dekat pulau Wai di kedalaman 27 meter ditemukan rongsokan pesawat P40 bekas milik sekutu. Total ada sekitar 65 bangkai kapal dan 35 bangkai pesawat peninggalan PD II yang ditemukan. Jadi, bisa dibilang, kekayaan Raja Ampat bukan hanya keragaman biotanya saja, namun juga kekayaan historisnya.
7. Raja Ampat juga sangat seru buat non-divers!
Gambar via www.stayrajaampat.com
Gambar via www.stayrajaampat.com
Buat yang “kurang suka” menyelam, Raja Ampat juga sangat seru untuk berbagai macam aktivitas termasuk trekking, melihat-lihat kekayaan flora dan fauna, termasuk burung-burungnya. Raja Ampat juga dikenal sebagai surga burung lho! Selain itu, wisatawan juga bisa mengunjungi desa-desa adat, singgah dari satu pulau ke pulau lainnya (ada 610 pulau di Raja Ampat), kayaking, sampai santai-santai di surga.
Gambar via www.stayrajaampat.com
Gambar via www.stayrajaampat.com
Sumber : http://blog.8share.com/id/7-sisi-lain-raja-ampat/

Sabtu, 08 November 2014

Tips Mudah Memotret Sunrise dan Sunset

Bagi traveller, ketika sedang melakukan perjalanan banyak spot-spot indah yang dilihat. Rasanya hampir semua titik ingin diabadikan dalam jepretan kamera. Hasil foto menjadi catatan penting dalam sebuah perjalanan. Dan terkadang hasil foto mampu lebih banyak berbicara tentang keindahan perjalanan.
Salah satu spot yang sering diburu ketika melakukan perjalanan adalah saat-saat matahari muncul dari peradaban atau turun menghilang dari garis cakrawala. Namun terkadang kita kesulitan mendapatkan dan memotret momen yang hanya berlangsung sebentar ini.
Sunset di Pulau Sempu
Sunset di Pulau Sempu
Berikut tips-tips untuk memaksimalkan berburu foto sunrise, sunset dan siluet ketika travelling.
1. Riset lokasi
Ketika merencanakan sebuah perjalanan, kita sudah bisa menentukan spot fotografi untuk berburu matahari. Perhitungkan lama perjalanan menuju lokasi, jangan samapi tiba di lokasi ternyata matahari sudah tinggi atau sudah tenggelam. Hal ini penting, karna setiap daerah memiliki perbedaan waktu. Di samping itu, suasana sebelum dan sesudah matahari muncul serta tenggelam memiliki pemandangan yang indah yang dikenal dengan istilah Golden Hour dan Blue Hour.
Usahakan 30 menit sebelum sunrise dan sunset sudah stand by di lokasi. Karena ketika tiba di lokasi kita perlu mencari titik paling strategis untuk memotret.
Golden Hour di Bromo
Golden Hour di Bromo
2. Siapkan Peralatan Pendukung
Memotret alam dengan kondisi minim cahaya membutuhkan keahlian khusus. Demikian pula memotret sunrise dan sunset, perlu persiapan matang untuk mendapatkan hasil maksimal.
Salah satu yang perlu disiapkan adalah tripod yang membantu mengurangi getaran ketika memotret. Peralatan lain yaitu remote release atau kabel release yang juga berfungsi mengurangi efek getaran.
Peralatan lainnya yang bisa mendukung hasil lebih dramatis adalah filter. Pilihan bisa filter ND, GND ataupun CPL.
Kemudian pilihan lensa bisa beragam. Tidak harus menggunakan lensa wide untuk memotret matahari, bisa juga menggunakan lensa tele. Jadi lensa apapun, tetap bisa berburu foto matahari.
Sunset di Pantai Tiku
Sunset di Pantai Tiku
3. Maksimalkan Fitur di Kamera
Kamera digital saat ini sudah memiliki fitur pendukung untuk memotret berbagai kondisi. Tidak hanya kamera DSLR, kamera poket pun bisa menghasilkan foto yang indah.
Untuk kamera DSLR, cari fitur White balance Cloudy, fitur ini akan membuat foto lebih hangat dengan warna lebih kuning kecoklatan pada warna matahari.
Disamping itu, pada kamera DSLR gunakan pula mode metering spot untuk mendapatkan exposure yang tepat. lakukan metering di sekitar matahari dan jangan tepat di mataharinya.
Untuk kamera saku, pilh mode Sunset Scene, maka kamera akan mencari exposure paling tepat untuk kondisi yang diinginkan.
Jangan lupa setting kamera di ISO rendah 100 atau 200 agar kualitas foto tetap bagus. Agar foto tetap tajam gunakan fitur Aperture (diafraghma) di F10 ke atas.
Sunset di Pantai Soge
Sunset di Pantai Soge
4. Kreatif
Jangan hanya terpaku pada matahari. Lihatlah sekeliling, komposisi foto tidak hanya berisikan gambar matahari saja. Jangan ragu untuk menambahkan obyek lain dalam bingkai agar foto sunrise atau sunset tidak terasa monoton. Buatlah siluet di foreground yang mampu memberikan kesan tersendiri dalam sebuah foto.
Untuk membuat siluet arahkan metering kamera ke cahaya yang paling terang sekitar matahari. Kemudian arahkan fokus pada obyek yang akan dijadikan siluet, bisa berupa manusia, pohon, dermaga kapal, benda mati atau apapun yang ada di sekitar.
Danau Tondano menjelang senja
Danau Tondano menjelang senja
5. Terus Mencoba
hampir tiap hari matahari akan terus terbit dan terbenam. Jadi tidak ada kata terlambat untuk selalu mencoba. Karena sering view yang didapat akan berbeda, entah itu intensitas warna orangenya atau bentuk-bentuk awannya. Foto yang dihasilkan pun akan bervariasi. Dengan terus mencoba kita juga akan terbiasa mengatasi situasi dan spot yang tidak terduga. (Elif06)
Sunset di Pulau Bawean
Sunset di Pulau Bawean

Ingin Naik Gunung? Ini yang Harus Disiapkan Pendaki Pemula


Mendaki gunung seperti kegiatan petualangan lainnya merupakan sebuah aktivitas olahraga berat. Kegiatan itu memerlukan kondisi fisik pendaki yang prima. Bedanya dengan olahraga yang lain, mendaki gunung dilakukan di tengah alam terbuka yang liar, sebuah lingkungan yang sesungguhnya bukan habitat manusia.

Pendaki yang baik sadar adanya bahaya yang bakal menghadang misalnya saja gunung memiliki suhu udara yang lebih dingin, hembusan angin yang membekukan, kondisi hujan tanpa tempat berteduh, kecuraman permukaan yang dapat menyebabkan orang tergelincir serta risiko jatuhnya batu-batuan. Sifat bahaya tersebut tidak dapat diubah manusia.
Pendaki1

Hanya saja, sering kali pendaki pemula menganggap mendaki gunung sebagai rekreasi biasa. Apalagi untuk gunung-gunung populer dan cenderung “mudah” didaki, seperti Gede, Merapi atau Salak. Akibatnya, mereka lalai dengan persiapan fisik maupun perlengkapan pendakian.
Berikut persiapan yang harus diketahui bagi pendaki pemula :

1. Persiapkan mental dan fisik


Siapkan mental dan pastikan benar-benar yakin untuk mendaki gunung sehingga tidak ada beban ketika melakukannya. Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.

Selain mental, fisik harus sangat diperhatikan.  Baik pendakian di ketinggian 2.000-3.000 meter atau di atas 4.000 meter, aturannya sama. Yakni, pendaki harus berlatih fisik tiga bulan sebelum pendakian. Latihan kekuatan dan daya tahan menjadi fokus utamanya. Namun memang intensitas latihan untuk pendakian dengan ketinggian di bawah 3.000 meter tipikal Gunung Gede, tidak sama dengan pendakian gunung dengan ketinggian di atas 4.000 meter.

Pendaki2

2. Informasi kondisi gunung yang akan didaki


Kumpulkan informasi sebanyak mungkin seputar gunung yang akan didaki. Hal ini membantu mengetahui medan yang akan ditempuh nantinya. Informasi bisa didapatkan dengan membaca, browsing, atau langsung menanyakannya pada ahlinya langsung. Semakin banyak informasi yang diperoleh, semakin siap juga untuk melakukan pendakian.

Pendaki3

3. Peralatan pendakian


Membawa alat navigasi berupa peta lokasi pendakian, peta, altimeter (Alat pengukur ketinggian suatu tempat dari permukaan laut) atau kompas. Untuk itu, seorang pendaki harus paham bagaimana membaca peta dan melakukan orientasi. Jangan sekali-sekali mendaki bila dalam rombongan tidak ada yang berpengalaman mendaki dan berpengetahuan mendalam tentang navigasi.

Pendaki4

4. Peralatan pribadi


Bawalah peralatan pendakian yang sesuai. Misalnya jaket anti air atau ponco, pisahkan pakaian untuk berkemah yang selalu harus kering dengan baju perjalanan, sepatu karet atau boot (jangan bersendal), senter dan baterai secukupnya, tenda, kantung tidur dan matras.

Pastikan membawa kantung plastik di dalam backpack. Dalam perjalanan, kantung ini berfungsi untuk menyimpan sampah, pakaian basah, serta memisahkan baju bersih dengan yang kotor. Biasanya beban barang yang dibawa sepertiga dari berat tubuh pendaki, antara 15-20 kilogram.

Pendaki5

5. Logistik


Hitunglah lama perjalanan untuk menyesuaikan kebutuhan logistik. Berapa banyak harus membawa beras, bahan bakar, lauk pauk, dan piring serta gelas. Bawa wadah air yang harus selalu terisi sepanjang perjalanan.

Siapkan makanan dan air ekstra. Tujuannya untuk mengantisipasi cuaca buruk yang menyebabkan waktu pendakian molor.

Pendaki6

6. Bawa obat-obatan pribadi


Jangan lupa untuk membawa obat-obatan pribadi. Jangan sampai penyakit kambuh dan lupa membawa obat-obatan tersebut karena hanya akan membahayakan diri sendiri.

Pendaki7

7. Kenali kemampuan fisik


Pahamilah kondisi badan, karena hanya diri yang mengerti sejauh mana kemampuan dalam melakukan sesuatu. Jangan memaksakan suatu hal ketika merasa tidak sanggup untuk menyelesaikannya, dalam hal ini adalah mendaki gunung. Hal tersebut sangatlah diperlukan karena dalam mendaki gunung membutuhkan tenaga yang besar dan keyakinan yang kuat.

Ukurlah kemampuan diri. Bila tidak sanggup meneruskan perjalanan, jangan ragu untuk kembali pulang.

Pendaki8

8. Mulailah mendaki gunung dengan ketinggian rendah


Mendaki gunung bukanlah persoalan mudah. Maka, sebagai pemula sebaiknya memulai dari yang rendah lebih dahulu. Jadi, untuk kedepannya kita akan lebih mengerti medan yang akan kita tempuh.

Pendaki9

9. Etika dan Peraturan Pendakian


Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.

Jangan pernah sekalipun menyepelekan peraturan. Sedikit saja kita berulah ketika mendaki gunung, maka kita akan menerima akibatnya. Banyak pantangan ketika kita akan mendaki gunung, jika melanggarnya maka akan berujung pada petaka.

Pendaki10

10. Perijinan


Sebelum berangkat, ada baiknya memberitahukan keluarga atau orang terdekat mengenai rencana pendakian serta gunung tujuan. Jangan lupa untuk menyiapkan identitas diri untuk perijinan ketika ingin mendaki.

Pendaki11

” Dibutuhkan lebih banyak Keberanian untuk menghadapi kehidupan sehari-hari yang sebenarnya lebih kejam daripada bahaya pendakian yang nyata. Ketabahan dibutuhkan lebih banyak untuk bekerja di kota daripada mendaki gunung yang tinggi.


Sumber : http://indonesia360derajat.wordpress.com/2014/04/28/ingin-naik-gunung-ini-yang-harus-disiapkan-pendaki-pemula/

x

Jumat, 17 Oktober 2014

PERTOLONGAN PERTAMA KETIKA FLASHDISK TERKENA AIR

pertolongan pertama ketika flashdisk terkena air

Pertolongan Pertama Ketika Flashdisk Terkena Air - Seiring semakin bertambah banyaknya para pengguna komputer di indonesia bahkan di dunia pada era moderen ini, tentunya akan berbanding lurus dengan kebutuhan perangkat pendukung yang digunakan, tapi sangat disayangkan, karena tingkat kesadaran atau pengetahuan masyarakat tentang bagaimana perawatan yang baik dan benar terhadap perangkat yang mereka gunakan masih sangat rendah, contohnya saja saat flashdisk sebagai media penyimpan data tanpa sengaja terkena air, masih banyak masyarakat yang bingung bagaimana hal pertama yang harus dilakukan agar flashdisk tersebut tidak rusak dan masih bisa digunakan kembali, berikut adalah hal-hal dasar yang harus dilakukan ketika flashdisk terkena air

1. Jangan pernah menghubungkan flashdisk yang baru saja terkena air ke dalam port USB
hal pertama yang harus dihindari katika flashdisk anda terkena air yaitu, jangan sekali-kali memasukkan atau menghubungkan flashdisk yang masih basah dengan komputer apalagi disaat komputer masih dalam keadaan menyala, hal tersebut sangat berbahaya jika dialkukan,karena  keadaan flashdisk yang masih basah bisa menyebabkan korsleting arus listrik.

2. Bukalah pelindung body flashdisk anda
langkah selanjutnya yang harus dilakukan setelah melakukan langkah pertama adalah, anda harus membuka pelindung body dari flashdisk yang terkena air tersebut, jika anda kesulitan untuk membukanya, jangan dipaksakan karena dikhawatirkan terjadi kerusakan lain pada flashdisk disaat pembongkaran.

3. Jemur Flashdisk dibawah terik matahari
langkah ketiga yaitu, setelah anda berhasil membuka body pelindung flashdisk(jika bisa dibuka), anda harus segera menjemur flashdisk tersebut dibawah terik matahari, tapi waktu penjemuran jangan terlalu lama, karena dikhawatirkan akan merusak IC dari flashdisk tersebut, 

4. Perhatikan posisi flashdisk ketika dijemur
ketika anda menjemur flashdisk di bawah sinar matahari langsung, hal yang harus diperhatikan selain lama waktu penjemuran, adalah posisi flashdisk ketika di jemur, posisikan bagian port flashdisk yang dijemur supaya  menghadap kebawah, hal ini dimaksudkan agar sisa-sisa air yang ada didalam flashdisk bisa hilang semua.

5. Pasang kembali body pelindung flashdisk
hal terakhir yang harus dilakukan setelah melakukan pengeringan flashdisk adalah memasang kembali semua body pelindung flashdisk yang telah anda buka tadi (jika anda berhasil membuka body pelindung flashdisk)

Setelah kelima cara diatas anda lakukan, flashdisk anda sudah bisa kembali digunakan dengan aman, silahkan anda masukkan kedalah port usb yang tersedia untuk mengeceknya.
sekian sedikit tips yang bisa saya share tentang Hal yang harus dilakukan ketiak flashdisk terkena air.http://verdiandzilqurnaini.blogspot.com/2014/10/hal-pertama-yang-harus-dilakukan-ketika-flashdisk-terkena-air.html

Rabu, 08 Oktober 2014

Jejak Pemakaman Bangsawan di Museum Taman Prasasti

Jika Prancis memiliki Pere Lachaise dan Singapura mempunyai Fort Canning Park, di jantung Jakarta terdapat pula taman pemakaman bersejarah bernama Museum Taman Prasasti. Bahkan taksiran usianya jauh lebih tua ketimbang pusat pekuburan modern lain di dunia. Area seluas 1,3 hektare itu memang sudah berdiri sejak 1795 di atas tanah hibah milik Gubernur Jenderal Jeremias van Riemsdijk.
Ketika itu, Batavia tengah mengalami pertumbuhan penduduk setelah bertransformasi menjadi kota perdagangan internasional. Kebutuhan lahan meningkat, sehingga perlu membuat pusat pemakaman di pinggiran kota. "Selain motif kependudukan, masalah kesehatan juga jadi faktor pendorong,” kata pemandu wisata Museum Taman Prasasti, Eko Wahyudi, kepada Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia, Kamis, 18 September 2014.
Sebuah kendaraan yang biasa digunakan untuk mengangkut jenazah bangsawan yang meninggal pada zaman dahulu. (Plasadana/Heru Budhiarto)Sebuah kendaraan yang biasa digunakan untuk mengangkut jenazah bangsawan yang meninggal pada zaman dahulu. (Plasadana/Heru …
Pusat pekuburan yang dulunya bernama Kerkhof Laan itu terletak Jalan Tanah Abang No 1, Jakarta Pusat. Hanya berjarak sekitar seratus meter dari Kali Krukut, yang menjadi jalur pengiriman jenazah oleh penduduk Kota Batavia di masa itu. "Kalau yang meninggal bangsawan besar, mayat cuma diantar sampai Harmoni," kata dia. "Setelah itu dijemput dengan iring-iringan kereta jenazah."
Sebuah meriam terpajang kokoh di depan pintu masuk Museum Taman Prasasti. (Plasadana/Heru Budhiarto)Sebuah meriam terpajang kokoh di depan pintu masuk Museum Taman Prasasti. (Plasadana/Heru Budhiarto)
Lokasi pemakaman ini mulai berubah fungsi menjadi museum sekitar 1977, atas prakarsa Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin. Persiapannya sendiri berlangsung selama dua tahun sebelumnya. Mulai dari pemberitahuan pada pihak keluarga, pemindahan makam ke Menteng Pulo, hingga tahap pemugaran. "Seluruh jenazah sudah dipindahkan, sehingga yang tersisa hanya batu nisan," kata dia.
Meski tak ada lagi jasad manusia bersemayam, suasana angker masih terasa kala Plasadana memasuki lokasi wisata yang dulu bernama Kebon Jahe Kober itu. Deretan pepohonan menjulang tinggi, ditambah barisan patung berwajah datar semakin menambah kesan menyeramkan. Beruntung lokasi wisata ini berada di sekitar kantor pemerintahan Kota Jakarta Pusat yang ramai. Sehingga bisa meredam sedikit rasa takut. "Sejauh ini belum ada kejadian aneh," kata dia.
Sesuai namanya, Museum Taman Prasasti mengoleksi berbagai jenis patung, monumen, lempeng batu persegi, replika, dan penanda pusara. Pun dengan gaya yang berbeda-beda. Seperti neogotik, klasik, hingga Hindu-Jawa. Sebagian besar berasal dari abad ke-18 hingga ke-20. "Dulu ini menjadi pemakaman orang elite Hindia Belanda," kata dia.
Nisan Dr. H. F. Roll, seorang pendiri sekolah kedokteran (Stovia) Batavia. (Plasadana/Heru Budhiarto)
Beberapa nisan memang terlihat mewah. Ada yang berbentuk persegi dengan tinggi sekitar 1,5 meter. Pun terdapat pusara yang menggunakan konstruksi setengah bangunan dengan atap tertutup. Batu nisan yang digunakan rupanya tak sembarangan. Sebagian besar merupakan produk impor asal Italia. "Kalau sekarang mungkin seperti San Diego Hills di Karawang," kata dia.
Nisan Soe Hok Gie, aktivis yang meninggal saat mendaki gunung menjadi daya tarik tersendiri di Museum Taman Prasasti. (Plasadana/Heru Budhiarto)Nisan Soe Hok Gie, aktivis yang meninggal saat mendaki gunung menjadi daya tarik tersendiri di Museum Taman Prasasti. …
Saat berkeliling, Plasadana.com menemukan beberapa nisan tokoh penting pada zamannya. Seperti Dr HF Roll, pendiri Sekolah Dokter Hindia alias School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA); Olivia Marianne Raffles, istri Thomas Stamford Raffles; JL Andries Brandes, filolog penemu manuskrip Kakawin Nagarakretagama; Soe Hok Gie, aktivis mahasiswa era 60-an; Pieter Elberverd, pemberontak yang mendapat hukuman pecah kulit. "Sebagian memang dulunya dikubur di sini, tapi sisanya hanya replika," kata dia.
Karena bernuansa yang unik, tempat ini kerap menjadi buruan sejumlah fotografer untuk mengabadikan gambar. Pun beberapa musisi telah memanfaatkan latar Museum Taman Prasasti untuk menciptakan suasana menarik dalam pembuatan video klip. Seperti grup musik Ungu kala merilis lagu Demi Waktu. "Kalau dapat sudut yang pas, nanti bisa terlihat seperti sedang berada di Eropa," kata dia berpromosi.
Keseruan berkeliling di Museum Taman Prasasti bisa Anda nikmati dengan membayar retribusi sebesar Rp 5.000 bagi dewasa, Rp 3.000 untuk mahasiswa, dan Rp 2.000 khusus anak-anak. Sementara ongkos jasa pemandu wisata sekitar Rp 35.000 per orang. Museum ini buka setiap Selasa hingga Ahad, sejak pukul 09.00 hingga 15.00.
Satu hal yang perlu Anda perhatikan jika ingin berkunjung, yaitu lokasi parkir. Area yang terbatas membuat pengguna kendaraan pribadi akan sedikit kesulitan kala berkunjung ke tempat itu. Solusinya, Anda bisa memanfaatkan lahan parkir Kantor Walikota Jakarta Pusat atau Gedung KONI Jakarta yang berada tepat di sebelah Museum Taman Prasasti.

Rabu, 01 Oktober 2014

Cara Mengawetkan Foto dengan Putih Telur

BacaTips.Com - Photo atau gambar yang dicetak, masih menjadi ikon meskipun ada banyak jenis tekhnologi yang memungkinkan kenangan hidup atau moment spesial dalam kehidupan disimpan seperti di Hp, Flasdisk bahkan di pajang di media yang bisa diakses seluruh dunia, yaitu melalui google ataupun YouTube. 

Photo tentu tidak seawet seperti disimpan dalam file, oleh karenanyalah, memerlukan perawatan tepat agar photo itu tidak luntur karena termakan usia. Agar photo tetap awet, anda perlu mengikuti lagkah mudah seperti dibawah ini:

Cara ini cukup mudah. Anda tinggal menyediakan kapas dan membeli telur atau jika anda memlihara ayam, ambil telurnya. Setelah itu, ambil putih telur. Putih telur itulah yang akan membuat photo cetak atau gambar yang diprint tidak akan cepat rusak karena termakan usia. 

Caranya, oleskan putih telur itu ke permukaan photo secara merata menggunakan kapas yang telah anda persiapkan sebelumnya.

Dengan perawatan secara berkala, anda dapat menempelkan photo yang anda sukai ditempat yang anda sukai tanpa khawatir luntur. Selamat mencoba!

Jumat, 26 September 2014

Indahnya Danau Segara Anak di Gunung Rinjani

Gunung Rinjani (3726 m) dan Danau Segara Anak dilihat dari Pelawangan Senaru, utara bibir kaldera. Rinjani merupakan bagian dari Gunung Samalas yang meletus hingga melumpuhkan dunia pada tahun 1257. Superletusan mengakibatkan terbentuknya kaldera dan danau.
KOMPAS.com - Tidak diragukan lagi bahwa Pulau Lombok, di Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki banyak sekali tujuan wisata yang sangat indah. Selain pantai dan keindahan bawah lautnya, Lombok memiliki wisata alamnya. Salah satu wisata alam yang sangat menggoda adalah Danau Segara Anak yang terletak di puncak Gunung Rinjani.

Menurut cerita masyarakat lokal, nama danau ini sendiri berasal dari kata Segara Anak yang memiliki arti Anak Laut. Hal ini didasarkan pada warna air danaunya kebiruan dan menyerupai warna air laut.

JOKO DWI CAHYANADanau Segara Anak di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Memang tidak mudah untuk mencapai ke danau Segara Anak. Wisatawan harus berjalan kaki memakan waktu selama 9 jam. Walaupun sangat melelahkan, namun akan terbayarkan setelah sampai, karena pemandangan yang ditawarkan sangat menakjubkan. Salah satu keunikan danau ini adalah sebuah gunung yang terdapat di tengah-tengah danaunya. Gunung itu dinamakan dengan Gunung Baru Jari.

Di sekitar Danau Segara Anak, para wisatawan dapat menjumpai beberapa sumber air panas dengan tingkat yang berbeda-beda. Para wisatawan dapat berendam sepuasnya di bak alami itu atau sekedar mencelupkan kaki yang lelah berjalan seharian. Menurut kepercayaan suku Sasak, air dari sumber aiar panas itu dapat menjadi obat segala macam penyakit.

Dan di kawasan ini juga terdapat sebuah pohon tua yang dikeramatkan oleh penduduk setempat. Dengan perantara pohon ini diyakini bahwa apa yang kita inginkan dapat terkabul. Mitos yang berkembang di masyarakat setempat bahwa jika Anda memiliki keinginan yang belum sempat terkabul maka gantungkanlah sebuah batu pada pohon ini kemudian ucapkan keinginan Anda. Jika keinginan Anda tercapai, maka batu yang Anda gantungkan sebelumnya harus segera dilepaskan.

JOKO DWI CAHYANAWisatawan asyik memancing di Danau Segara Anak, Nusa Tenggara Barat.
Karena keindahannya ini, banyak wisatawan datang ke sana bukan saja menyaksikan keindahan alamnya tapi juga sekaligus melakukan aktifitas lain yang menyenangkan. Salah satunya adalah bermalam di sekitar danau.

Selain digunakan sebagai obyek wisata, Danau Segara Anak juga dipercaya sebagai salah satu tempat sakral dan memiliki nilai religius yang tinggi sehingga banyak digunakan oleh masyarakat setempat untuk melakukan berbagai ritual.

Konon kawasan sekitar danau dipercaya sebagai tempat bermukimnya para jin penghuni Gunung Rinjani. Sehingga untuk menghormati sang penghuni tersebut, umat Hindu dan suku Sasak mengadakan upacara adat setiap tahun.

Tips Mempersiapkan Shalat di Perjalanan

KOMPAS.com — Sebenarnya tidak ada alasan untuk khawatir atau takut kalau perjalanan liburan akan mengganggu ibadah shalat. Tentang tata cara dan aturan dalam melaksanakan shalat di perjalanan sudah diatur dalam ilmu fikih, misalnya menggabungkan dua shalat dalam satu waktu. Bisa juga menyingkat jumlah rakaat bila terburu–buru.
Kemudian, bagaimana agar bisa melaksanakan shalat dengan nyaman selama perjalanan liburan? Yang pasti, kondisinya tidak akan sama dengan shalat dalam keadaan normal seperti di rumah atau di kantor. Namun, jangan berkecil hati, melaksanakan ibadah shalat di perjalanan justru memberikan cerita dan pengalaman tersendiri dan bisa menambah kekayaan spiritual.
Berikut beberapa persiapan dan tips agar shalat saat liburan menjadi nyaman.

1. Peralatan shalat
Persiapkan peralatan shalat yang sederhana. Jika biasanya menggunakan sajadah yang tebal dan bagus, misalnya, selama liburan, bawalah sajadah yang kecil berbahan ringan. Terpenting adalah bisa menjadi alas jidat saat sujud. Terkadang cukup dengan membawa sapu tangan.

Jika membawa sarung, bawalah yang berbahan ringan dan mudah dilipat agar tidak memakan tempat saat disimpan dalam tas atau koper. Perlengkapan lainnya, misalnya Al Quran atau buku zikir, juga bisa dengan membawa yang ukuran kecil agar tidak berat dan mudah dijinjing.

Jangan lupa membawa mukena sendiri bagi perempuan. Harap diingat bahwa tidak semua masjid atau mushala menyediakan mukena yang layak pakai. Di beberapa tempat, terkadang mukenanya lusuh dan kotor. Kondisi ini bisa membuat tidak nyaman.

Sejauh ini, penulis tidak pernah menemukan mukena saat di luar negeri, termasuk di negara–negara Islam dan yang mayoritas penduduknya Muslim. Penulis pun pernah menemukan mukena di beberapa mushala di Malaysia.

Sementara itu, di Indonesia, mukena secara umum mudah ditemukan di masjid-masjid ataupun di mushala-mushala.

Sama dengan tips sebelumnya, bawalah mukena yang berbahan ringan. Biasanya mukena yang cocok di perjalanan adalah mukena yang berbahan parasut. Mukena ini ringan dan bisa dilipat sampai ukuran kecil.

2. Tempat shalat
Kalau di Indonesia, tidak perlu khawatir untuk menemukan tempat shalat. Baik di wilayah yang penduduknya banyak yang Muslim maupun tidak, hampir dipastikan selalu ada mushala dan masjid.

Bagaimana kalau liburannya ke luar negeri? Atau liburannya ke alam bebas seperti gunung atau pantai? Yang terpenting adalah jangan canggung. Shalat itu bisa dilakukan di mana saja asal tempatnya bersih. Berbeda dengan di Indonesia, di banyak negara, umat Muslim biasa melaksanakan shalat di tempat umum. Jangan heran bila menemukan orang yang shalat di sudut bandara, pinggir jalan, parkir umum, atau taman kota.

Beberapa pencinta alam justru sengaja mendaki gunung agar bisa melaksanakan shalat di puncak gunung. Shalat di alam terbuka memberikan pengalaman spiritual tersendiri dan lebih mendekatkan diri dengan Sang Ilahi.

3. Arah kiblat
Hal yang agak sulit adalah menentukan arah kiblat. Namun, ini juga bukan alasan untuk tidak shalat. Umumnya adalah membawa kompas. Mereka cukup melihat posisi matahari dengan mengetahui arah ke Mekkah, apalagi zaman sudah modern. Di alat elektronik atau gadget, sudah tersedia aplikasi arah kiblat yang bisa diunduh.

Rata–rata penduduk Indonesia tahu arah kiblat. Jadi, hal yang lumrah untuk bertanya arah kiblat ialah kepada penduduk lokal Indonesia. Di beberapa tempat, seperti kamar hotel atau tempat peristirahatan, juga biasa ada petunjuk arah kiblat.

4. Waktu shalat
Kalau biasanya menunggu azan atau panggilan shalat, selama liburan hal ini mungkin sulit. Selama di Indonesia dan negara tetangga, waktu shalatnya hampir pada jam yang sama. Kalau liburan ke negara yang jauh, apalagi beda benua, jam shalatnya berbeda dengan di Indonesia. Hal termudah adalah melihat matahari, misalnya waktu dzuhur berpatokan pada saat matahari tepat di posisi atas. Bisa juga warna matahari di mana waktu maghrib adalah saat warna matahari sudah di ujung jingga.

Masalahnya, tidak semua negara di dunia memiliki perputaran matahari dan bulan yang seimbang setiap 12 jam. Di Eropa, misalnya, waktu malamnya bisa hanya empat jam. Cara yang paling direkomendasikan adalah mencari informasi sebanyak mungkin tentang waktu shalat di negara yang akan dikunjungi.  Biasanya masjid–masjid besar di tiap negara memberikan informasi waktu shalat. Kalau sibuk, kita bisa mengetahui informasinya di laman internetnya. Ini jadi cara yang paling mudah dan aman.

Asyik Menginap di Sawarna

BEGITU tiba di Jalan Raya Sawarna, pejalan akan dihadapkan pada kemudahan memilih akomodasi. Tentu saja pilihan tempat tinggal ini sangat penting, karena di situlah kita beristirahat selama berlibur. Pilihan tepat, bakal membuat liburan semakin berkesan.

Beberapa pilihan menarik tersedia, tergantung bujet yang telah disiapkan. Ada dua kategori akomodasi di kawasan pesisir yang berbatasan langsung dengan Pantai Laut Selatan ini, yaitu homestay dan bungalow. Disebut pertama berlokasi di Desa Wisata Sawarna dan yang kedua berada di sepanjang Jalan Raya Sawarna.

Tips saya, Anda bisa datang langsung ke tempat-tempat ini untuk melihatnya, kemudian memutuskan ingin tinggal di mana. Ini berlaku bila kunjungan adalah di luar hari libur Nasional maupun akhir pekan. Di luar itu, sebaiknya melakukan pemesanan via telepon lebih dahulu. Informasi nomor bisa didapat dengan mudah melalui mesin pencari, gunakan kata kunci "sawarna".

Homestay banyak dipilih pengunjung, karena memiliki akses mudah menuju titik-titik wisata. Belum lagi lokasinya yang berada di dalam permukiman penduduk setempat, membuat kita serasa bertamu ke rumah kerabat.

Berbagai tipe tersedia di sini. Contohnya Supendi's Homestay yang hanya memiliki tiga kamar tidur untuk tamu, dan dilengkapi kipas angin sebagai sarana pendingin udara. "Kami juga dapat menyediakan menu sarapan, makan siang dan malam yang lauknya menyesuaikan keinginan tamu," bilang Supendi, sang empunya. 

"Dijamin harga masakan ini juga terjangkau, seperti nasi lauk telur adalah sekitar Rp 10.000. Atau bisa juga dibuatkan menu ikan bakar dan lain-lain khas sari laut."

Ada pula homestay yang terpisah dari rumah sang pemilik, dengan bentuk-bentuk seperti cottage bermaterial bambu dan kayu, sampai semacam hotel mini atau rumah kontrakan. Fasilitasnya juga beragam. Mulai yang pokok, seperti kasur (diletakkan langsung di lantai), kipas angin atau pendingin udara (AC), kamar mandi dan peturasan, sampai fasilitas tambahan seperti meja bermain tenis meja. 

Untuk fasilitas parkir, semua kendaraan dikumpulkan menjadi satu di sebuah lahan dekat toko waralaba dan jembatan gantung di jalan masuk ke Desa Wisata Sawarna. Harga kamar dikenai per orang dan dapat dijadikan paket yang sudah termasuk makan tiga kali sehari. Berkisar Rp 250.000 - Rp 300.000.

R. Ukirsari Manggalani/National Geographic TravelerSalah satu contoh interior penginapan bergaya cottage di kawasan Sawarna.
Alternatif, adalah tinggal di cottage atau semacam hotel yang tersebar di sepanjang Jalan Raya Sawarna. Model yang dominan adalah semacam rumah panggung, dengan penggunaan bambu dan kayu untuk mempermanis bangunan. Kasur ditempatkan di lantai, tetapi ada yang diletakkan di tempat tidur. 

Dilengkapi pendingin udara (AC) dan kamar mandi sudah menyatu di dalam bangunan. Kendaraan pun bisa leluasa diparkir langsung di bagian depancottage ini. Harga diberikan per kamar atau per bangunan, antara Rp 450.000 (bisa diisi tiga orang dengan tiga bed ukuran tunggal) sampai Rp 700.000 (sampai empat orang dengan dua double bed).

Nominal ini belum termasuk bersantap dan kita dapat menanyakan kesediaan mereka untuk menyiapkan makanan dengan harga khusus. "Paling sering, tamu berbelanja sendiri lalu kami masakkan," ujar Ase, salah satu pengurus cottage di seberang Pantai Muara Sawarna. 

"Atau," lanjut Wawan, juga seorang pengurus penginapan tetangga tempat Ase bekerja, "Anda silakan berbelanja ikan (ada Tempat Pelelangan Ikan atau TPI di Desa Wisata Sawarna dan Pulau Manuk) dan kami siap membakarkan, juga menanak nasinya."

Sama-sama pilihan menarik, bukan? Homestay mengajarkan interaksi dengan warga setempat, sementara hotel atau penginapan mewah mendekatkan kita dengan rekan-rekan perjalanan, seperti bertukar obrolan sembari melihat proses pembakaran ikan, atau saat berjalan kaki menuju Pantai Ciantir sampai Pantai Muara Sawarna. (Rr. Ukirsari Manggalani)