Kamis, 18 September 2014
Cara-cara Menyelam dengan Aman
Penulis: Heru Budhiarto
Pada 1 September 2014, komunitas penyelam Indonesia kehilangan seorang diver, Juningsih Dewi Fajar Jeslin Letik. Jeslin dan rombongan tengah menyelam di kedalaman 20 meter, Perairan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. Jeslin diduga naik ke permukaan dengan cukup cepat hingga terjadi dekompresi. Meski telah mendapatkan pertolongan pertama, nyawa perempuan 29 tahun itu tak lagi tertolong.
Menurut Yohanes Budoyo, dive master Scuba Schools International (SSI), setiap penyelam memang perlu memperhitungkan waktu turun dan naik kala menjelajahi perairan terbuka. Ini berkaitan dengan hukum tekanan udara, volume, dan gas.
Kala berada di permukaan, manusia bisa menghirup udara sekitar enam liter dengan tekanan udara satu atmosfer. Dan tiap masuk kesepuluh meter bawah air, tekanan bertambah menjadi dua atmosfer. Sehingga jumlah volume udara yang bisa dihirup semakin sedikit, yaitu sekitar tiga liter.
"Cadangan udara yang semakin sedikit, membuat waktu bertahan di bawah air sangat terbatas,” kata dia kepada Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia, Minggu, 7 September 2014.
Saat turun ke bawah air, penyelam membawa tabung yang berisi campuran nitrogen, oksigen, dan gas lain. Adapun jumlah terbesar adalah nitrogen. Dengan tekanan udara yang semakin besar, struktur gas dalam tabung menjadi semakin padat. Sehingga asupan nitrogen yang terhirup tubuh dan masuk ke aliran darah semakin banyak pula.
"Karena itu, penyelam tidak boleh naik atau turun terlalu cepat. Tujuannya memberikan waktu bagi tubuh melakukan pertukaran udara secara alami," kata dia. "Kalau nitrogen terjebak dalam tubuh, akan merusak jaringan pembuluh darah."
Lalu bagaimana agar aktivitas mengarungi bawah laut tetap aman?
1. Terapkan empat prinsip dasar
Dalam dunia selam, terdapat empat prinsip dasar yang perlu diperhatikan. Yakni pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan alat. Penyelam harus mempunyai pengetahuan teori yang cukup mengenai filosofi selam, teknik, dan segala yang berkaitan dengan dunia bawah air. Pun teori itu perlu mendapatkan dukungan kemampuan pengaplikasian di dunia nyata. “Keterampilan perlu diasah dengan banyak melakukan penyelaman,” kata pria yang sudah menyelam lebih dari seribu kali itu.
Agar aktivitas selam bisa berjalan dengan baik, seorang penyelam perlu juga melengkapi diri dengan sejumlah perlengkapan. Seperti snorkel, masker, fin alias kaki katak, regulator, buoyancy compensator device (BCD) atau jaket apung, sistem pemberat, baju selam, dan tabung udara. "Paling penting bukan soal kualitas dan harga, tapi sejauh mana penyelam mengenal alatnya dengan baik," kata dia.
2. Selalu terencana
Meski bertajuk wisata olahraga, aktivitas menyelam juga perlu Anda susun secara rinci. Buatlah tabel selam yang memuat batas maksimal Anda bisa bertahan di bawah air, tenggat waktu naik ke permukaan, jadwal istirahat dan penyelaman berikutnya. Pun wajib memperhitungkan jarak antara kegiatan selam dan perjalanan udara. “Idealnya ada jeda 12-24 jam antara menyelam dengan naik pesawat, agar tidak berpengaruh terhadap kesehatan,” ujarnya.
3. Jangan menyelam sendirian
Upayakan selalu menyelam bersama pendamping. Pasangan selam alias buddy, sebaiknya mempunyai kemampuan dan pengalaman lebih dari Anda. Jika Anda baru memiliki sertifikat pemula, mintalah bantuan buddy yang sudah masuk kategori advance, rescue, ataupun dive master.Pun pasangan selam sebisa mungkin mengenal karakteristik lokasi penyelaman agar bisa menganalisa potensi risiko. Seperti keberadaan hewan buas, kedalaman air, kondisi arus, hingga jarak pandang.
4. Pengecekan alat
Meski Anda sudah mahir, jika tidak memperoleh dukungan alat yang baik, kemungkinan risiko tetap saja bisa muncul. Karena itu, periksalah kondisi perlengkapan sebelum keberangkatan hingga kala di lokasi. Apalagi jika Anda terpaksa menyewa alat selam. “Biasakan mengecek perangkatan bersamabuddy, supaya bisa saling mengontrol,” kata dia.
5. Bertindak efisien
Entah karena ingin pamer atau alasan lain, banyak penyelam sudah menggunakan peralatan lengkap sejak berada di pemondokan. Namun karena bobot yang cukup berat dan pakaian serba ketat, tindakan itu malah bisa membuat mereka kelelahan dan mengalami dehidrasi sebelum sampai di lokasi.
6. Selalu bersikap tenang
Ketika menghadapi situasi darurat, Anda harus selalu berpikir jernih. Teruslah berkomunikasi dengan teman penyelaman. Jika kehilangan regulator untuk bernafas, mintalah bantuan buddyuntuk menemukannya. Bila kehabisan udara, lakukan teknik patungan. Sebab terburu-buru ingin naik ke permukaan akan menambah risiko keselamatan. “Ingat ada hukum tekanan udara dan kaitannya dengan komposisi nitrogen dalam tubuh,” kata Yohanes.
7. Kenali batasan
Dunia bawah air memiliki situasi dan hukum yang berbeda dengan daratan. Karena itu, setiap penyelam perlu mengetahui batas kemampuannya. Dalam olahraga ini, terdapat beberapa tingkatan kompetensi seorang penyelam. Seperti pemula, advance, rescue, hingga dive master.
“Jika dalam enam bulan Anda tidak melakukan penyelaman, perlu ada evaluasi sebelum kembali ke bawah air,” kata dia. “Mungkin ada kondisi fisik yang menurun atau sudah lupa beberapa teknik penyelaman.”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar